Text
Kisah gulita dari banda neira=ormana sainsedih nyia wa fukar wandah=the dark story of banda neira
Kisah ini terjadi di Pulau Banda berabad-abad yang lalu, saat itu Banda dikuasai oleh Belanda. Suatu hari tentara Belanda patroli berkeliling kampung. Hal ini dilakukan agar orang-orang Banda tetap berada dalam kendali mereka. Pada suatu malam ketika sepasukan serdadu Belanda tengah berpatroli, mereka memutuskan untuk menginap di sebuah masjid. Ketika mereka telah terlelap, angin ribut bertiup menghantam masjid tersebut. Rantai lentera jatuh dan atap masjid roboh dan para serdadu lari kocar-kacir menyelamatkan diri. Keesokan harinya, para serdadu melaporkan kejadian tersebut kepada pemimpin mereka yang bernama Jan Pieterszoon Coen. Para serdadu yang menyebabkan kekacauan adalah orang-orang Banda yang telah menyerang mereka. Seketika, Jan Pieteszoon Coen murka lalu memerintahkan anak buahnya menyewa tentara Jepang untuk menemukan para pemberontak. Setelah tentara Jepang tiba, bersama-sama serdadu Belanda, mereka mulai mencari para pemberontak. Rumah-rumah dimasuki dan orang-orang diseret keluar secara paksa. Suara mereka meneror seisi kampung. Mereka berhasil mengumpulkan empat puluh orang yang mereka percayai sebagai pemberontak. Orang-orang tersebut disuruh berbaris dan dengan kejam mereka dihabisi tanpa ampun. Mayat mereka dibuang ke dalam lubang yang terletak di depan Benteng Nassau. Penduduk Banda yang tersisa akhirnya terpaksa keluar dari kampung. Mereka berlari menuju pantai dan segera menyeberangi lautan menggunakan cangkang Kerang Triton, meninggalkan Pulau Banda. Hingga saat ini, penduduk Banda yang berhasil menyelamatkan diri ke Kepulauan Kei, tinggal di sebuah kampung yang bernama Banda Elat dan Banda Eli.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain